Selasa, 08 Juli 2014

Tari Galuh Marikit

Sebuah tarian yang berjenis tari kreasi baru yang digarap bersumber dari gerak-gerak klasik dan dipadu dengan gerak tari rakyat setempat. Tarian ini hidup dan berkembang di daerah Kota Banjarbaru. Tarian ini menggambarkan bagaimana masyarakat Cempaka keserahariannya sebagai pendulang intan. Cempaka memang sebuah daerah yang banyak menghasilkan intan yang sangat terkenal baik di Indonesia maupun Manca Negara. TarianGaluh Marikit ini menggambarkan suasana bagaimana Galuh Marikit yang menjadi idaman para pendulang, dengan gigih dan dengan segenap upaya agar dapat “mamicik” (memperoleh) Galuh Marikit tersebut. Kata “ Galuh Marikit “ adalah sebutan pengganti kata “intan”. Sebab, siapapun apa lagi bagi pendulang intan sangatlah tabu bila langsung menyebut kata “intan “ bila berada di daerah pendulangan terlebih lagi sewaktu sedang mendulang. Menurut kepercayaan, pendulang jika langsung menyebut kata intan maka intan tersebut akan menjauh atau menghilang. Dalam tarian ini ada beberapa pelaku yaitu : Galuh Marikit sebagai tokoh utama, Aamasan, titimahan, dan bebatuan lainnya sebagai pendukung ( babantalan ). Arsyad Indradi sebagai kreograper, menitik beratkan pada penokohan “Galuh Marikit”. Jadi gambaran pekerja pendulang adalah sebagai backgroundnya saja. Pelaku tarian ini adalah : Galuh Marikit, Aamasan, Titimahan, dan bebatuan lainnya sebagai pendukung (babantalan) sekaligus berperan sebagai pendulang.

Kreografer : Arsyad Indradi

 

Tari Kuda Alas

Sebuah tarian yang menggambarkan bagaimana binal dan liarnya kuda-kuda yang hidup di padang rumput terbuka atau di hutan – hutan yang lebat pepohonannya. mereka satu sama lain saling bersaing untuk mengusai padang rumput dan tak jarang terjadi perkelahian. Namun akhirnya kelompok – kelompok yang bertikai itu rukun bersatu. Karena mereka adalah satu jenis bernama kuda. Tarian ini adalah sebuah tarian kreasi baru yang diolah bersumber dari gerak-gerak tari rakyat atau tarian tradisional, seperti pada tarian wayang gong (wayang oarang) dan kuda gepang. Tarian ini kental sekali di dalam masyarakat Banjar. Tarian ini dipertunjukkan saat perayaan hari-hari besar baik daerah, nasional atau pun acara hiburan lainnya.

Kreografer : Arsyad Indradi

 

Tari Baksa Kipas

Tari Baksa Kipas adalah sebuah tarian klasik yang hidup di masyarakat Banjar yaitu di daerah Sungai Asam Kecamatan Karang Intan Kabupaten banjar. Namun beberapa tahun silam tarian ini terlupakan dan akhirnya tenggelam. Pada tahun 1985 Arsyad Indradi bersama seniman tari Kota Banjarbaru mengadakan riset dan menghidupkan kembali Tari Baksa Kipas ini. Tarian ini dikemas kembali karena yang mewarisi tarian ini sudah manula. Tarian ini menggambarkan gadis-gadis Banjar sedang bermain-main dan bergembira ria disuatu pertamanan. Hand propertis yang digunakan adalah kipas. Kipas ini merupakan hasil kerajinan masyarakat Banjar yang menjadi cendra mata bagi wisatawan yang datang ke Tanah Banjar.

Kreografer : Arsyad Indradi

 

Tari Baksa Kembang Versi Klasik Lama

Setelah ada Tari Baksa Kembang yang sudah sepakat dijadikan baku, tari-tari Baksa Kembang yang versi klasik lama jarang ditampilkan kecuali ada hajatan atau juriat masing-masing yang menampilkan dan hanya sebatas dalam lingkungan keluarga

.

Tari Baksa Kembang


Oleh : Arsyad Indradi 


Tari Baksa Kembang termasuk jenis tari klasik, yang hidup dan berkembang di keraton Banjar, yang ditarikan oleh putri-putri keraton. Lambat laun tarian ini menyebar ke rakyat Banjar dengan penarinya galuh-galuh Banjar. Tarian ini dipertunjukkan untuk menghibur keluarga keraton dan menyambut tamu agung seperti raja atau pangeran . Setelah tarian ini memasyarakat di Tanah Banjar, berfungsi untuk menyambut tamu pejabat-pejabat negara dalam perayaan hari-hari besar daerah atau nasional. Disamping itu pula tarian Baksa Kembang dipertunjukkan pada perayaan pengantin Banjar atau hajatan misalnya tuan rumah mengadakan selamatan. Tarian ini memakai hand propertis sepasang kembang Bogam yaitu rangkaian kembang mawar, melati, kantil dan kenanga. Kembang bogan ini akan dihadiahkan kepada tamu pejabat dan isteri, setelah taraian ini selesai ditarikan. 

Sebagai gambaran ringkas, tarian ini menggambarkan putri-putri remaja yang cantik sedang bermain-main di taman bunga. Mereka memetik beberapa bunga kemudian dirangkai menjadi kembang bogam kemudian kembang bogam ini mereka bawa bergembira ria sambil menari dengan gemulai. Tari Baksa Kembang memakai Mahkota bernama Gajah Gemuling yang ditatah oleh kembang goyang, sepasang kembang bogam ukuran kecil yang diletakkan pada mahkota dan seuntai anyaman dari daun kelapa muda bernama halilipan. 

Tari Baksa Kembang biasanya ditarikan oleh sejumlah hitungan ganjil misalnya satu orang, tiga orang, lima orang dan seterusnya. Dan tarian ini diiringi seperangkat tetabuhan atau gamelan dengan irama lagu yang sudah baku yaitu lagu Ayakan dan Janklong atau Kambang Muni. 

Tarian Baksa Kembang ini di dalam masyarakat Banjar ada beberapa versi , ini terjadi setiap keturunan mempunya gaya tersendiri namun masih satu ciri khas sebagai tarian Baksa Kembang, seperti Lagureh, Tapung Tali, Kijik, Jumanang. Pada tahun 1990-an, Taman Budaya Kalimantan Selatan berinisiaf mengumpul pelatih-pelatih tari Baksa Kembang dari segala versi untuk menjadikan satu Tari Baksa Kembang yang baku. Setelah ada kesepakatan, maka diadakanlah workshoup Tari Baksa Kembanag dengan pesertanya perwakilan dari daerah Kabupaten dan Kota se Kalimantan Selatan. Walau pun masih ada yang menarikan Tari Baksa Kembang versi yang ada namun hanya berkisar pada keluarga atau lokal, tetapi dalam lomba, festival atau misi kesenian keluar dari Kalimantan Selatan harus menarikan tarian yang sudah dibakukan.****** Lembaga Pendidikan Tari Sanggar Kambang Tigarun Banjarbaru Kalsel.




Senin, 20 Juni 2011

Deskripsi Tari Radap Rahayu


Disusun oleh : Arsyad Indradi

Sinopsis Tari Radap Rahayu

Asal muasal Tari Radap Rahayu adalah ketika Kapal Perabu Yaksa yang ditumpangi Patih Lambung Mangkurat yang pulang lawatan dari Kerajaan Majapahit, ketika sampai di Muara Mantuil dan akan memasuki Sungai Barito, kapal Perabu Yaksa kandas di tengah jalan. Perahu menjadi oleng dan nyaris terbalik. Melihat ini, Patih Lambung Mangkurat lalu memuja “ Bantam” yakni meminta pertolongan pada Yang Maha kuasa agar kapal dapat diselamatkan. Tak lama dari angkasa turunlah tujuh bidadari ke atas kapal kemudian mengadakan upacara beradap-radap. Akhirnya kapal tersebut kembali normal dan tujuh bidadari tersebut kembali ke Kayangan. Kapal melanjutkan pulang ke Kerajaan Dwipa. Dari cerita ini lahirlah Tari “ Radap Rahayu “ ( anonim ). Tarian ini sangat terkenal di Kerajaan Banjar karena dipentaskan setiap acara penobatan raja serta pembesar-pembesar kerajaan dan juga sebagai tarian penyambut tamu kehormatan yang datang ke Banua Banjar, upacara perkawinan, dan upacara memalas banua sebagai tapung tawar untuk keselamatan. Tarian ini termasuk jenis tari klasik Banjar dan bersifat sakral.Dalam tarian ini diperlihatkan para bidadari dari kayangan turun ke bumi untuk memberikan doa restu serta keselamatan . Gerak ini diperlihatkan pada gerakan awal serta akhir tari dengan gerak “terbang layang”. Sayair lagu Tari Radap Rahayu diselingi dengan sebuah nyanyian yang isi syairnya mengundang makhluk-makhluk halus ( bidadari ) ketika ragam gerak “Tapung Tawar”, untuk turun ke bumi. Jumlah penari Radap Rahayu selalu menunjukkan bilangan ganjil, yaitu : 1,3,5,7 dan seterusnya. Tata Busana telah baku yaitu baju layang. Hiasan rambut mengggunakan untaian kembang bogam. Selendang berperan untuk melukiskan seorang bidadari, disertai cupu sebagai tempat beras kuning dan bunga rampai untuk doa restu dibawa para penari di tangan kiri. Seiring lenyapnya Kerajaan Dwipa, lenyap juga Tari Radap Rahayu. Tarian tersebut kembali digubah oleh seniman Kerajaan Banjar bernama Pangeran Hidayatullah. Namun kembali terlupakan ketika berkecamuknya perang Banjar mengusir penjajah Belanda. Pada tahun 1955 oleh seorang Budayawan bernama Kiayi Amir Hasan Bondan membangkitkan kembali melalui Kelompok Tari yang didirikannya bernama PERPEKINDO ( Perintis Peradaban dan Kebudayaan Indonesia) yang berkedudukan di Banjarmasin. Sampai saat ini PERPEKINDO masih aktif mengembangkan dan melestarikan Tari Radap Rahayu.

RAGAM GERAK TARI RADAP RAHAYU

1. Tarbang Layang

* Gerak kaki jinjit keduanya,lutut ditekuk sedikit,berjalan cepat dengan langkah kecil-kecil,turun naik pada hitungan 2,4,6,8
* Tangan kiri memegang cupu setinggi antara dada dan perut.
* Gerak tangan dilimbaikan di atas cupu dan kesamping kanan badan berulang-ulang selaras dengan turun naik gerak kaki.
* Gerak terbang layang ini berputar 2 kali putaran.
* Duduk perlahan-lahan dengan kedua lutut menempel lantai,ujung jari kaki diekstensi, tumit menyangga pantat. Dilakukan 4 hitungan.
* Letakkan cupu di lantai dengn 4 hitungan.


2. Limbai Kibas

* Dari posisi duduk langsung masuk Limbai Kibas sambil berdiri. perlahan.
* Limbai Kibas Kanan : Kedua tangan diayun ke atas kesamping badan dimulai sisi kanan badan.
* Tangan kanan ayun tinggi lurus ke atas, tangan kiri setengah badan, dilakukan 4 hitungan, hitungan ke 4 pergelangan tangan dipatahkan tapak tangan menghadap ke atas , turun perlahan dengan 4 hitungan, dengan diikuti kedua tangan turun, kaki membentuk posisi jumanang bentuk huruf T kanan.
* Limbai Kibas Kiri : Sebaliknya dari Limbai Kibas Kanan. Kaki membentuk posisi jumanang bentuk huruf T kiri.
* Limbai Kibas ini dilakukan 4 kali


3. Dandang Mangapak

* Kedua kaki jinjit menyangga tubuh, kedua tangan kanan dan kiri diangkat dikepakkan di atas kepala dengan hitungan 4, badan serong ke kanan.
* Kedua tangan turun silang di depan badan sedikit ke bawah, posisi kaki bergerak pindah ke arah serong kiri dengan 4 hitungan.
* Lakukan gerakan sebaliknya.
* Dilakukan sebanyak 4 kali. Tiap 2 kali dtutup dengan golak bahu seiiring gerakan ayunan tangan ke depan telapak tangan ke depan. Penutup kedua dengan volume kecil sambil turun ke posisi duduk.


4. Mendoa ( Sesembahan )

* Turun perlahan dengan posisi duduk lutut dan tumit depan menyangga tubuh. Badan naik turun dengan posisi sembah di bawah dagu (hit 2 X 4 )


5. Mambunga

* Perlahan-lahan tangan dibuka, tangan kiri terbuka di atas cupu dan tangan kanan turun naik mengikuti irama lagu. Badan sedikit condong ke depan.
* Setiap akhir lagu kedua tangan diputar di atas cupu seraya dikepakkan kesamping belakang kanan kiri ( kedua sisi badn )
* Dilakukan satu lagu.



6. Alang Manari

* Kedua kaki jinjit bergerak ke samping kanan – kiri.
* Kedua tapak tangan di depan badan, tapak tanga menghadap ke luar dengan posisi miring ke kanan – kiri sesuai dengan arah berjalan ke samping kanan – kiri secara bergantian setiap 4 hit. Kemudian kepakkan dan putar bergantianke kanan lalu ke kiri.
Dilakukan selama irama seperti terbang layang.


7. Lontang Penuh

* Basik kaki jumanang ( T ) kanan.
* Tangan kiri di atas paha kiri, tangan kanan lurus serong ke depan kiri turun naik diikuti ayunan telapak tangan dengan 2 hit.,ayun tangan kanan limbai turun ke samping badan kanan bawah pinggul 2 hit.
* Ganti kaki basik jumanang kiri, lakukan lontang penuh pada sisi kebalikannya.


8. Lontang Setengah

* Basik kaki jumanang ( T ) kanan.
* Tangan kiri di atas paha kiri, tangan lurus ke depan ( hit.1), serong ke kiri ( hit 2),ke depan (3), ke kanan ( hit 4 ), ke depan ( hi5 ), Hit 6,7,8 ayunan tangan kanan limbai turun ke samping badan kanan bawah pinggul.
* Ganti kaki basik jumanang kiri, lakukan lontang setengah pada sisi kebalikannya.



9. Gagoreh Sembadra

* Kaki kiri dorong ke depan, putar tangan kanan lurus ke depan atas dan tangan kiri melintang di bawah siku tangan kanan ( hit.1,2)
* Kaki kanan dorong ke depan, lakukan gerakan ini kebalikan dari Gagoreh Sembadra kanan. Gerakan ini cukup satu kali kanan dan satu kali kiri.



10. Gagoreh Srikandi

* Basik kaki jumanang ( T ) kanan, pergelangan tangan kanan dan kiri diputar ke atas. Tangan kanan sebatas daun telinga kanan dan tangan kiri melintang di bawah siku tangan kanan ( hit 2 ) Posisi badn dan kepala agak dicondongkan kekanan saat melakukan gerakan ini.
* Basik kaki jumanang ( T ) kiri, lakukan gerakan ini kebalikan dari Gagoreh Sembadra kanan. Gerakan ini cukup satu kali kanan dan satu kali kiri.

11. Mantang

* Jumanang kanan ( T ) melebar kesamping.
* Tangan kanan diputar ke atas sebatas daun telinga kanan dan tangan kiri putar lurus ke bawah sebatas pinggul kiri mengikuti kaki yang membuka.
* Lakukan gerakan sebaliknya dengan memutar badan ke depan kanan.
* Gerak Mantang ini dilakukan 2 kali samping kanan – kiri, jalan ke depan dengan tumpuan tumit depan untuk memutar badan ke kanan atau ke kiri bergantian dilakukan 4 kali. Berbalik jalan ke arah belakang 4 kali, kemudian berbalik kembali ke arah depan 2 kali dan ke samping kiri – kanan.



12. Tarbang Layang, seperti gerakan ( 1 )

13. Mendoa ( sesembahan ), seperti gerakan ( 4 )


14. Membunga, seperti gerakan ( 5 )

* Gerakan terakhir hit, 7 putar tangan masing-masing ke dua sisi badan dan hit. 8 ambil cupu dengan tangan kiri dan ujung selendang di tangan kanan pindahkan ke lengan kiri.
* Kemudian berdiri untuk melakukan gerak Tapung Tawar.

15. Tapung Tawar

* Berjalan ke arah 4 penjuru mata angin ( Paksina, Masyrik,Daksina ,Magrib ) setiap lagu diawali dari jalan ke depan.
* Dimulai melangkah kaki kanan hit 1 diikuti tangan kanan limbai di atas cupu, hit 2 melangkahkan kaki kiri diikuti limbai ke samping belakang badan.
* Melangkah kaki kanan hit 3 diikuti tangan kanan limbai di atas cupu, hit 4 melangkahkan kaki kiri diikuti limbai ke samping belakang badan, hit 5 limbai ke depan di atas cupu (posisi kaki kanan masih di belakang ) hit 6,7 gerak pergelangan tangan ke kanan – kiri, hit. 8 ambil beras kuning langsung ditabur ke atas.
* Berikutnya diulang gerakan ini sampai empat penjuru.


16. Puja Bantam ( Sasar Selendang )

*. Duduk seperti ragam mendoa, ambil kedua ujung selendang.
* Badan diangkat, kedua tangan angkat lurus ke depan dan putar pergelangan tangan.
* Tarik tangan kanan ke samping belakang kanan dengan diikuti pandangan mata dan badan condongkan ke belakang.
* Bergantian untuk gerak tangan kiri, lakukan kebalikan derak seperti pada point ( 3 ).
* Sasar Selendang dilakukan 3 kali ( kanan,kiri,kanan), langsung berdiri mengikuti irama lagu untuk melakukan gerak Angin Tutus.


17. Angin Tutus

* Gerak basik kaki seperti terbang layang. Tangan kanan direntangkan lurus ke atas dan tangan kiri lurus ke samping bawah dengan gerak memutar ke kanan lalu balas ke kiri dan seterunya.
* Duduk kembali kemudian ambil cupu dan berdiri kembali



18. Tarbang Layang ( Penutup )